Selamat Datang ke beranda saya
Dunia Usaha adalah kesempatan untuk bisa berbagi bagi sesama, baik materi,perasaan emosi dan juga ibadah. Peternakan juga menggelitik bagi saya, terutama bebek. Hewan yang termasuk daam golongan unggas ini begitu dinikmati oleh banyak orang..semoga akan membantu bagi Anda yang ingin tahu tentang lebih banyak tentang dunia bebek...dan dunia usaha wkwkwkw
Sabtu, 26 Juni 2010
Warung Bebek Semakin Menjamur di Ibukota
Para pelaku bisnis mulai dipusingkan dengan krisis keuangan global dunia, namun kondisi itu saat ini belum berpengaruh terhadap sektor informal khususnya bisnis kuliner yang mengandalkan produk makanan khas daerah. Ditengah kekhawatiran akan dampak resesi ekonomi global terhadap sektor riil dan menurunnya daya beli akibat kenaikan harga BBM Mei lalu, ditambah serbuan makanan fast food, bisnis kuliner khas daerah justru terus berkibar.
Sebut saja, bisnis kuliner Warung nasi bebek, makanan khas Madura yang mulai banyak diminati masyarakat. Dan bisnis makanan dengan menu utama bebek ini pun kian menjamur di kawasan Jakarta Utara. Pantas saja, karena tidak sedikit warga asal Madura yang bertempat tinggal di kawasan Jakarta Utara.
Berdasarkan pantauan beritajakarta.com, bisnis Warung Nasi Bebek ini mulai menjamur di setiap sudut jalan di bilangan Jakarta Utara, baik dari kelas tenda maupun rumah makan. Misalnya yang ada di Jl Plumpang Raya, Jl Yos Sudarso, Jl Berdikari, Jl Kramat Jaya, dan Jl Semper Raya. Dari usaha ini, tak jarang pemiliknya bisa menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang tinggi. Bahkan ada yang sampai menunaikan ibadah haji.
H Ahmad Sobri (54) pengusaha nasi bebek di Jl Plumpang Raya, Jakarta Utara mengaku bisnisnya semakin laris dan menjanjikan. Pria yang sudah 10 tahun berjualan di kawasan Jl Plumpang Raya itu mengungkapkan, nasi bebek terkenalnya di Madura. Tapi untuk di Jakarta saat ini masih jarang, mungkin bisa dikatakan yang paling banyak di kawasan Jakarta Utara. "Saya merintis usaha nasi bebek pertama kali di sini (Jakut-red). Alhamdulillah, hasilnya bisa menopang kehidupan ekonomi keluarga. Dan kebetulan di kawasan Jakarta Utara ini banyak juga pendatang asal Madura," katanya, Selasa (28/10) siang.
Dia mengaku, usaha nasi bebeknya yang laris telah merubah kehidupan ekonominya. Dalam sehari, dari usaha nasi bebeknya yang dijual Rp 8 ribu per porsi, bisa meraup keuntungan Rp 600 ribu-Rp 800 ribu per hari. Bahkan dari hasil penjualan tersebut, dia sudah bisa membeli tanah dan sebuah rumah. Tak hanya itu, ayah dari tiga anak dan dua cucu ini sudah beribadah haji.
Larisnya penjualan, tergantung bagaimana cara meracik bumbunya. Biasanya, setiap pedagang nasi bebek mempunyai rahasia sendiri dalam pengolahan bumbu. Yang pasti, rasa pedas dan daging bebek yang kenyal namun enak menjadi ciri khas makanan ini.
Namun, ada juga pedagang yang mencoba berbeda dalam penyajiannya dengan pedagang nasi bebek lainnya. "Depot nasi bebek kami menawarkan perbedaan hidangan tersendiri. Rasa pedas di bumbu tidak kami sajikan. Namun, kami berikan sambal secara terpisah dan juga serundeng," kata Sahid (46), pemilik rumah makan nasi bebek Mas To yang sudah ada sejak dua tahun lalu di Jl Semper Raya.
Pria asal Bangkalan Madura ini mengungkapkan karena nasi bebek khas serundengnya, ia bisa meraih omset per hari Rp 200 ribu-Rp 450 ribu. Ia mengaku, per hari menyiapkan sekitar 200 porsi nasi bebek. "Alhamdulillah saya kini sudah buka cabang baru di daerah Jl Kramat Raya," akunya.
Setiap pukul enam-delapan pagi, para pembeli sudah rela mengantri untuk memesan nasi bebek yang seharga Rp 8 ribu per porsinya. Umumnya para pembeli waktu pagi hari adalah kalangan orang-orang bekerja. Mereka rela mengantri sekitar 15-20 menit untuk bisa membeli nasi bebek.
Hal sama juga diamini Emak, pemilik warung nasi bebek Pak Kumis yang sudah puluhan tahun berjualan nasi bebek di dekat Polres Jakarta Utara. Ia mengaku, meskipun hanya berjualan nasi bebek, dirinya mampu menyekolahkan semua anaknya. "Saya meneruskan usaha suami saya berjualan nasi bebek. Alhamdulillah, saya masih mampu membiayai anak-anak sekolah," tandas Emak yang berjuang sendiri membesarkan empat anaknya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar